Ketika Allah Yang Maha Tinggi berkehendak memancarkan hakikat (cahaya) Muhammad itu dan menghadirkan wujudnya secara nyata, baik jasmaniah maupun ruhaniah, Dia pun memindahkan cahaya itu ke rahim kuat Āminah az-Zuhriyyah.
Allah Yang Maha Dekat dan Maha Memperkenankan telah mengistimewakan Āminah dengan menjadikan dirinya ibu bagi dia yang dipilih-Nya. Lalu, digemakanlah kehadiran dzat cahaya dalam kandungan itu ke seluruh lapisan langit dan bumi.
Maka…
Semakin rindulah setiap makhluk mengirup kesegaran Muhammad. Terhiasilah bumi oleh tumbuh-tumbuhan setelah kegersangannya yang lama laksana terbebasnya ia dari pakaian sutera. Buah-buahan mematang dan pohon pun merundukkannya sehingga seorang pemetik dapat meraihnya.
Hewan-hewan milik Quraisy memperbincangkan kehadiran Muhammad dalam kandungan, fasih laksana lidah-lidah arab. Wajah dan mulut singgasana-singgasana, juga berhala-berhala, roboh tersungkur. Bersuka citalah hewan-hewan liar di timur, di barat, dan di lautan. Selaksa alam bagaikan meneguk anggur di cawan-cawan kebahagiaan.
Jin dihibur oleh kelahirannya yang dekat. Para peramal terkecoh. Kerahiban bergetar takut. Setiap pengkhabar menyambut berita ini dan takjub dengan pesona keindahannya.
Lalu, dijadikanlah sang ibu bermimpi dan disampaikanlah: “Sungguh, engkau benar-benar telah mengandung seorang junjungan alam semesta dan sebaik-baiknya manusia. Setelah engkau melahirkannya, namailah ia “Muhammad” (yang terpuji berkali-kali), karena ia, sungguh, akan banyak dipuji.”
———-
Harumkanlah, wahai Allah, kubur beliau yang mulia itu dengan semerbak aroma wangi shalawat dan salam.
———-
Dipetik dari “Iqdul Jawāhir” (Kalung Permata), Asy-Syaikh Ja’far al-Barzanj ī Bin Hasan Bin ‘Abdul Karīm, diterjemahkan oleh Iqbal Harafa.
PESANTREN DAARUL ULUUM
BOGOR