MARHABAN YÂ RAMADHÂN

———–

Ya Allah…

Inilah dia bulan puasa. Ia sambangi kami bersama sinar, cahaya, kebaikan, dan keberkahan-keberkahannya. Maka, tuntunlah kami, terimalah puasa kami di siang harinya dan ibadah kami di malam-malamnya, serta anugerahilah kami kemampuan beramal saleh sebagaimana yang Engkau sukai dan Engkau ridhai.

Ya Allah…

Sucikanlah jiwa kami dan bersihkanlah amal-amal kami, dengan rahmat-Mu, ya (Allah), Yang Paling Kasih di antara para pelimpah kasih.

Ya Allah…

Sesungguhnya Engkau, di malam-malam bulan Ramadhan, melimpahkan nafahât, mawâhib, dan ‘athiyyât. Maka, limpahkanlah sebagian darinya kepada kami, ya (Allah), Tuhan Pemelihara Semesta Alam.

Allah, semoga, melimpahkan salawat dan salam kepada Muhammad, junjungan kita, pula kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.

***

اللّٰهُمَّ هٰذَا هُوَ شَهْرُ الصِّيَامِ، قَدْ أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِنُوْرِهِ وَضِيَاءِهِ وَخَيْرِهِ وَبَرَكَاتِهِ، فَوَفِّقْنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَ نَهَارِهِ وَقِيَامَ لَيَالِيْهِ وَأَوْزِعْنَا أَنْ نَعْمَلَ صَالِحًا فِيْمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى. اللّٰهُمَّ زَكِّ نُفُوْسَنَا وَطَهِّرْ أَعْمَالَنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللّٰهُمَّ إِنَّ لَكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ لَيَالِي شَهْرِ رَمَضَانَ مِنْ نَفَحَاتٍ وَمَوَاهِبَ وَعَطِيَّاتٍ، فَامْنَحْنَا مِنْهَا يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

———–

NAFAHÂT:
Rahmat Allah yang dihembuskan pada waktu tertentu, di tempat tertentu. Siapa pun yang berada di sana, dialah yang akan mendapatkannya. Nafahât laksana hujan yang membasahi apapun yang ada di lokasi di mana ia turun.

MAWÂHIB:
Anugerah Allah kepada seseorang atau sekelompok orang yang dapat diberikan secara berulang-ulang walaupun ia atau kelompok orang itu tak memintanya.

‘ATHIYYÂT:
Anugerah Allah kepada seseorang berupa pengabulan doanya sesuai dengan apa yang ia mohonkan, penggantian apa yang ia mohonkan itu dengan sesuatu yang lebih baik di waktu yang tepat, atau penundaan pengabulan doanya itu hingga ke hari kemudian sebagai imbalan atas doanya itu.

———–

MARHABAN YÂ RAMADHÂN

Ustadz Iqbal Harafa,
12 April 2021 M/ 29 Sya’ban 1442 H

———–

Santri Menulis Puisi

Salah satu kegiatan ekstrakurikuler santri di Pesantren Daarul Uluum Bogor adalah belajar menulis karya sastra, baik berupa puisi, cerpen, novel, kata-kata mutiara, bahkan menyusun cerita bergambar (cergam). Kali ini, akan ditampilkan satu karya sastra santriwati dari N. Huril Aini yang ditulisnya saat workshop menulis yang dilaksanakan sebelum pandemi melanda negeri. Puisi tersebut berjudul “Permatamu”. Sebuah puisi sederhana tetapi tak terlepas dari ciri khas kesantriannya. Dan hal itulah yang menjadikan puisi sederhana tersebut menjadi puisi yang sarat makna.

————————————————

PERMATAMU

(Oleh N. Huril Aini)

Ukhti, wajahmu memancarkan cantikmu.

Ukhti, lisanmu menggambarkan indahmu.

Ukhti, bukan emas permata yang menghiasimu, tapi akhlakmulah yang menjadi pesonamu.

Memang wajahku tak seperti cantikmu, tapi aku menghiasinya dengan wuduku.

Badanku memang tak seberapa indah sepertimu, tapi aku akan memperindahnya dengan menutup auratku.

Bibirku memang tak seseksi bibirmu, tapi aku akan mengharuminya dengan menjaga lisanku.

————————————————

Puisi tersebutpun memiliki keunikan tersendiri antar baitnya. Apakah pembaca bisa menemukan keunikan itu?

 

– – – – – – – – – –
Judul Artikel: Santri Menulis Puisi
Oleh: Aas Kartini
Pewarta: Aas Kartini
– – – – – – – – – –
www.daarululuum.co.id
www.youtube.com/user/daarululuum
https://www.facebook.com/daarululuum.co.id/
https://instagram.com/pesantrendaarululuum?igshid=pdeyegelf35b

Daarul Uluum Berliterasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Literasi adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam berbahasa, yang meliputi membaca, menulis dan berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu, yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.”

Sedangkan Literasi menurut Education Divelopment (EDC), “Literasi merupakan kemampuan seseorang dalam memaksimalkan potensi dan keterampilan yang ada di dalam dirinya.” Cakupannya tidak sekedar baca tulis saja, tetapi juga meliputi kemampuan keterampilan yang dimiliki individu tersebut.

Di Pesantren Daarul Uluum Bogor, kegiatan literasi mencakup gabungan dari kedua makna tersebut di atas. Literasi yang bukan hanya keterampilan membaca, dan kemahiran menulis saja, tetapi juga aplikasi dari praktik hasil membaca dan menulis yang dapat menjadi sebuah karya.

Misalnya, literasi dari sudut membaca santri Pesantren Daarul Uluum Bogor Kampus 1, memiliki program Friday With Books. Sebuah kegiatan yang bisa dikatan sebagai program jemput bola, tanpa harus mengunjungi perpustakaan, melainkan perpustakaanlah yang akan mengunjungi para santri dengan berbagai macam koleksi buku bacaan. Program ini bertujuan agar para santri  memiliki jadwal membaca rutin khusus yang menyenangkan di ruang terbuka yang luas.

Harapannya, dengan membaca buku, wawasan keilmuan santri bertambah semakin kaya. Tak hanya terbatas dalam pelajaran kepesantrenan dan formal saja, namum juga keilmuan lain yang berada di sisi luar kegiatan pembelajaran ini yang bisa santri baca dalam buku-buku yang ada di perpustakaan.

Tak kalah penting dari membaca, cabang literasi yang lain adalah menulis. Para santri Pesantren Daarul Uluum Bogor dibiasakan untuk memiliki kemampuan menulis yang baik. Dalam ranah menulis karya fiksi misalnya, tersedia wadah bagi para santri untuk berlatih menulis di dalam kelompok kepenulisan pesantren. Sebuah karya nyata dari para santri telah tertuang di dalam sebuah buku terbitan berjudul Tunas Serat, dan sedang berproses pula penyusunannya buku Tunas Serat 2, yang di dalamnya terkumpul beberapa karya santri berupa puisi, cerita pendek dan cerpen.

Sedangkan untuk karya tulus ilmiah, santri kelas akhir diharuskan menyusun karya ilmiah, yang didasarkan atas hasil penelitian melalui sumber bacaan maupun nara sumber, yang kemudian disusun dalam sebuah karya tulis yang bisa dipertanggunbjawabkan.

Lalu, hasil dari penggabungan kedua definisi di atas, bagi Pesantren Daarul Uluum Bogor, adalah mempraktekkan pengetahuan yang dibaca di dalam buku secara langsung, bersama dan terbimbing.

Laboratorium Literasi Pesantren Daarul Uluum Bogor, melalui para ustadz dan ustadzah mudanya, melatih para santri untuk memproduksi sendiri, misalnya, hand sanitizer dengan bahan yang aman dan bersahabat untuk permukaan kulit tangan, es krim tanpa freezer, olahan keju rumahan, dan yang lainnya, yang bukan merupakan barang pakai. Dan dalam waktu dekat, laboratorium literasi akan melatih santri untuk mengekstrak herbal berupa daun-daun yang bermanfaat untuk pengobatan terapi sederhana.

 

– – – – – – – – – –
Judul Artikel: Daarul Uluum Berliterasi
Oleh: Aas Kartini
Pewarta: Aas Kartini
– – – – – – – – – –
www.daarululuum.co.id
www.youtube.com/user/daarululuum
https://www.facebook.com/daarululuum.co.id/
https://instagram.com/pesantrendaarululuum?igshid=pdeyegelf35b

Sya’ban: Masa Mobilisasi


Sebutan “sya’bān” berhulu ke kata “sya’aba-yasy’abu” yang arti dasarnya adalah “al-jam’” (berhimpun) dan “at-tafrīq” (perpencar). Kedua arti yang saling bertolak belakang ini berkumpul pada satu kata.

Ada dua pendapat tentang sebab penyebutan “sya’bān” sebagai salah satu nama bulan:

Pertama, sebutan “sya’bān” muncul karena suku-suku Arab di masa lalu, di bulan itu, menghimpun diri, lalu pergi menyebar ke berbagai penjuru untuk mencari sumber air. Air, di jazirah Arab yang tandus dan gersang, adalah aset yang teramat berharga.

Kedua, sebutan “sya’bān” muncul karena suku-suku Arab di masa lalu, di bulan itu, menghimpun para anggota suku dan persenjataan yang dimiliki, lalu pergi menyebar ke berbagai penjuru untuk membangun persekutuan dengan suku-suku lain sebagai persiapan mereka menghadapi peperangan.

Walau berbeda, benang merah dari kedua pendapat ini tetaplah sama, yaitu bahwa Sya’bān adalah bulan persiapan.

Benang merah kedua pendapat di atas pun sangat relevan dengan bagaimana Rasulullah saw. menempatkan bulan ini, yaitu bahwa Sya’ban adalah bulan di mana kita diseru untuk mempersiapkan diri, dengan berbagai amaliah, sebelum kita masuk ke bulan Ramadhan, bulan di mana kita akan bergulat menundukkan dan mengendalikan nafsu dan syahwat diri kita sendiri.

Allāhumma, bārik lāna fī rajab, wa sya’bān, wa ballighnå ramadhān, wa hashshil maqāshidanā birahmatika yā arhamar rāhimīn.

Ya Allah…

Berkahilah kami di bulān Rajab dan Sya’bān serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhān dan wujudkanlah harapan-harapan baik kami.

Dengan rahmat-Mu, ya Allah, Yang Paling Kasih di antara para pelimpah kasih.

Wa shallāllāhu ‘alā sayyidinā muhammadin, wa ‘alā ālihī, wa shahbihī ajma’īn.

Walhamdu lillāhi rabbil ‘ālamīn.


*Sumber tulisan: http://iqbalharafa.daarululuum.co.id/2018/05/20/syaban-masa-mobilisasi/#more-225


 

Do’a Kamis Hari ini (Time-Lapse)


Ya Allah. Selamatkanlah kami dan orang-orang muslim, kuatkanlah kami dan orang-orang muslim, dan jauhkanlah dari kami dan mereka keburukan musibah-musibah dunia dan agama.

Ya Allah. Ampunilah kami, oh Yang Maha Melimpahkan ampunan. Allah swt., semoga, melimpahkan shalawāt dan salām kepada junjungan kita, Muhammad, juga kepada keluarga beliau dan seluruh sahabat beliau.

Segala puji bagi Allah, Tuhan Pemelihara seluruh alam.


 

Ketika Adzan Terdengar Tidak Seperti Biasanya


Masjid Jami Asy-Syuja’iyyah, Pesantren Daarul Uluum, Kampus 1 Bantarkemang, kota Bogor tidak menyelenggarakan salat fardhu dan salat Jum’at berjamaah hingga masa darurat COVID-19 berakhir.

 

Tertanda, Ketua DKM Asy-Syuja’iyyah, Al-Ustādz Iqbal Harafa, S.Ag