MI’RĀJ
Kemudian, dihadirkanlah “Mi’rāj” (ke hadapan Nabi saw., yaitu suatu “alat yang digunakan untuk naik.”). Melaluinya, ruh-ruh keturunan Ādam (yang beriman) naik (ke surga).
Tidak ada makhluk-makhluk yang pernah melihat sesuatu yang lebih indah dari “Mi’rāj” itu. Ia memiliki pijakan dari emas dan pijakan dari perak.
(Jumlah pijakan “Mi’rāj”, menurut satu riwayat, adalah sepuluh: tujuh pijakan mengarah ke tujuh langit, pijakan kedelapan mengarah ke Sidrah al-Muntahā, pijakan kesembilan mengarah ke Sharīf al-Aqlām, dan pijakan kesepuluh mengarah ke ‘Arsy).
“Mi’rāj” berasal dari Surga Firdaus. Ia berhiaskan mutiara. Di sebelah kanannya ada malaikat-malaikat (yang menjaga) dan di sebelah kirinya ada malaikat-malaikat (yang menjaga).
(Bersambung ke Bagian 10)
QISHSHAH AL-MI’RĀJ
Ditulis oleh al-‘Allāmah Najmuddīn al-Ghaythī, diperinci oleh Abī al-Barakāt as-Sayyid Ahmad ad-Dardīr, dan diterjemahkan oleh al-Ustādz Iqbal Harafa.
RAJABAN
DI PESANTREN DAARUL ULUUM BOGOR
BOGOR
* Sumber Tulisan: http://iqbalharafa.daarululuum.co.id/2018/03/26/dardir-09/