Related Posts
-
Santri Menulis Puisi
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler santri di Pesantren Daarul Uluum Bogor adalah belajar menulis karya sastra, baik berupa puisi, cerpen, novel, kata-kata mutiara, bahkan menyusun cerita bergambar (cergam). Kali ini, akan ditampilkan satu karya sastra santriwati dari N. Huril Aini yang ditulisnya saat workshop menulis yang dilaksanakan sebelum pandemi melanda negeri. Puisi tersebut berjudul “Permatamu”. Sebuah puisi sederhana …
-
Senja Tenggelam di Istana Pengetahuan
-
Isrā’ dan Mi’rāj 22
MELIHAT ALLAH DAN PERINTAH SHALAT Nabi saw. pun, kemudian, melihat (Allah) Tuhan Pemelihara beliau, Yang Maha Suci dan Maha Tinggi (dengan hati dan kedua mata beliau sendiri dan dengan suatu cara melihat yang tidak dilakukan dari suatu sudut tertentu atau batas-batas ruang tertentu, dan bebas dari segala sifat yang lazim melekat pada suatu ciptaan Allah). …
-
Isrā’ dan Mi’rāj 21
AL-MUSTAWĀ Nabi saw., kemudian, dinaikkan kembali ke Sidrah al-Muntahā. Kabut berwarna warni menyelubungi beliau. Jibrīl mengundurkan diri. Nabi saw., kemudian, dinaikkan ke al-Mustawā, tempat di mana beliau mendengar (suara) Sharīf al-Aqlām (goresan pena-pena yang mencatat berbagai qadha Allah dan wahyu-Nya yang sudah ditetapkan di al-Lauh al-Mahfūzh, dan mencatat atau menghapus amar dan pengaturan Allah sesuai …
-
Isrā’ dan Mi’rāj 14
LANGIT KELIMA Nabi saw., kemudian, naik ke langit kelima (yang terbuat dari emas). Jibrīl meminta gerbang ke langit dibuka. Ditanyakanlah, “Siapa ini?” Jibrīl menjawab, “Jibrīl.” Ditanyakanlah, “Siapa (yang turut serta) bersamamu itu?” Jibrīl menjawab, “Muhammad.” (Kalimat takjub pun) terucap, “Jadi, dia (Jibrīl) telah diutus kepadanya (untuk menjemput)?” Jibrīl menjawab, “Ya!” Lalu, terucaplah (kalimat sambutan),“Selamat datang …