Month: April 2020
Sya’ban: Masa Mobilisasi
Sebutan “sya’bān” berhulu ke kata “sya’aba-yasy’abu” yang arti dasarnya adalah “al-jam’” (berhimpun) dan “at-tafrīq” (perpencar). Kedua arti yang saling bertolak belakang ini berkumpul pada satu kata.
Ada dua pendapat tentang sebab penyebutan “sya’bān” sebagai salah satu nama bulan:
Pertama, sebutan “sya’bān” muncul karena suku-suku Arab di masa lalu, di bulan itu, menghimpun diri, lalu pergi menyebar ke berbagai penjuru untuk mencari sumber air. Air, di jazirah Arab yang tandus dan gersang, adalah aset yang teramat berharga.
Kedua, sebutan “sya’bān” muncul karena suku-suku Arab di masa lalu, di bulan itu, menghimpun para anggota suku dan persenjataan yang dimiliki, lalu pergi menyebar ke berbagai penjuru untuk membangun persekutuan dengan suku-suku lain sebagai persiapan mereka menghadapi peperangan.
Walau berbeda, benang merah dari kedua pendapat ini tetaplah sama, yaitu bahwa Sya’bān adalah bulan persiapan.
Benang merah kedua pendapat di atas pun sangat relevan dengan bagaimana Rasulullah saw. menempatkan bulan ini, yaitu bahwa Sya’ban adalah bulan di mana kita diseru untuk mempersiapkan diri, dengan berbagai amaliah, sebelum kita masuk ke bulan Ramadhan, bulan di mana kita akan bergulat menundukkan dan mengendalikan nafsu dan syahwat diri kita sendiri.
Allāhumma, bārik lāna fī rajab, wa sya’bān, wa ballighnå ramadhān, wa hashshil maqāshidanā birahmatika yā arhamar rāhimīn.
Ya Allah…
Berkahilah kami di bulān Rajab dan Sya’bān serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhān dan wujudkanlah harapan-harapan baik kami.
Dengan rahmat-Mu, ya Allah, Yang Paling Kasih di antara para pelimpah kasih.
Wa shallāllāhu ‘alā sayyidinā muhammadin, wa ‘alā ālihī, wa shahbihī ajma’īn.
Walhamdu lillāhi rabbil ‘ālamīn.
*Sumber tulisan: http://iqbalharafa.daarululuum.co.id/2018/05/20/syaban-masa-mobilisasi/#more-225
Daarul Uluum Cegah COVID-19 Bersama BAZNAS
Pandemi COVID-19 semakin meluas, dan terasa semakin mengancam masyarakat tanpa terkecuali, termasuk masyarakat kota Bogor. Terlebih, terhitung hari ini, tercatat sudah 25 orang pasien positif mengidap COVID-19, dan 7 orang meninggal karena pandemi yang turut melanda Indonesia sejak awal Februari 2020 lalu.
Menyikapi kondisi yang semakin emergensi seperti ini, seluruh eleman masyarakat dan pemerintahan kota Bogor gencar melakukan pencegahan persebaran COVID-19 ini. Salah satunya usaha yang dilakukan oleh BAZNAS kota Bogor, upaya pencegahanpun intensif penyemprotan disinfektan di tempat-tempat yang sering menjadi titik kumpul orang banyak.
“Alhamdulillāh, kali ini kami berkesempatan melakukan kerjasama dengan Pesantren Daarul Uluum Kampus 1 Bantarkemang, melakukan penyemprotan cairan disinfektan di area pesantren, dan juga di Masjid Jami Asy-Syuja’iyyah, masjid yang merupakan pusat ibadah jama’ah para warga pesantren dan masyarakat sekitar. Setelah penyemprotan, kami mendistribusikan bantuan hand sanitizer.” Tutur Rusli Saimun, Wakil Ketua BAZANSA kota Bogor, di sela-sela perbincangan singkat dengan ustādz Hasbulloh, salah satu pengurus pesantren, usai penyemprotan dan penyerahan bantuan hand sanitizer.
Do’a Kamis Hari ini (Time-Lapse)
Ya Allah. Selamatkanlah kami dan orang-orang muslim, kuatkanlah kami dan orang-orang muslim, dan jauhkanlah dari kami dan mereka keburukan musibah-musibah dunia dan agama.
Ya Allah. Ampunilah kami, oh Yang Maha Melimpahkan ampunan. Allah swt., semoga, melimpahkan shalawāt dan salām kepada junjungan kita, Muhammad, juga kepada keluarga beliau dan seluruh sahabat beliau.
Segala puji bagi Allah, Tuhan Pemelihara seluruh alam.
Ketika Adzan Terdengar Tidak Seperti Biasanya
Masjid Jami Asy-Syuja’iyyah, Pesantren Daarul Uluum, Kampus 1 Bantarkemang, kota Bogor tidak menyelenggarakan salat fardhu dan salat Jum’at berjamaah hingga masa darurat COVID-19 berakhir.
Tertanda, Ketua DKM Asy-Syuja’iyyah, Al-Ustādz Iqbal Harafa, S.Ag