Isrā’ dan Mi’rāj 26

PENUTUP

Orang-orang pun menuduh Nabi saw. (telah melakukan) sihir. Mereka berkata, “Benarlah al-Walīd!” (yaitu al-Walīd Bin al-Mughīrah, orang yang pertama kali menyatakan bahwa Nabi saw. adalah seorang penyihir).

Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi pun menurunkan (wahyu-Nya):

“Dan, Kami tidak menjadikan mimpi yang kami telah memperlihatkannya kepadamu (pada malam isra’ itu atau malam lainnya), melainkan sebagai ujian bagi manusia,” (QS. Al-Isra’ 17:60).

Tuntaslah kisah (Isrā’ dan Mi’rāj) ini, diiring pujian untuk Allah karena pertolongan-Nya.

Allah, semoga, mencurahkan shalawat kepada junjungan kita, Muhammad, pula kepada keluarga dan sahabat beliau, serta melimpahi mereka keselamatan sebanyak-banyaknya.

Segala puji bagi Allah, Tuhan Pemelihara semesta alam.

TAMAT.

———-

Ya, Allah.

Berkahilah kami di sepanjang bulang Rajab ini, juga di sepanjang bulan Sya’bān, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhān, serta wujudkanlah harapan-harapan kami.

Dengan rahmat-Mu, Oh Allah, Dzat Yang Paling Pengasih di antara para pelimpah kasih.

Wa shallāllāhu ‘alā sayyidinā muhammad, wa ‘alā ālihī, wa shahbihī ajma’īn.

Walhamdu lillāhi rabbil ‘ālamīn.

(Bersambung ke Bagian 27)


QISHSHAH AL-MI’RĀJ

Ditulis oleh al-‘Allāmah Najmuddīn al-Ghaythī, diperinci oleh Abī al-Barakāt as-Sayyid Ahmad ad-Dardīr, dan diterjemahkan oleh al-Ustādz Iqbal Harafa.

RAJABAN
DI PESANTREN DAARUL ULUUM BOGOR
BOGOR

* Sumber Tulisan: http://iqbalharafa.daarululuum.co.id/2018/05/20/dardir-26/


 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *