PENUTUP
Orang-orang pun menuduh Nabi saw. (telah melakukan) sihir. Mereka berkata, “Benarlah al-Walīd!” (yaitu al-Walīd Bin al-Mughīrah, orang yang pertama kali menyatakan bahwa Nabi saw. adalah seorang penyihir).
Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi pun menurunkan (wahyu-Nya):
“Dan, Kami tidak menjadikan mimpi yang kami telah memperlihatkannya kepadamu (pada malam isra’ itu atau malam lainnya), melainkan sebagai ujian bagi manusia,” (QS. Al-Isra’ 17:60).
Tuntaslah kisah (Isrā’ dan Mi’rāj) ini, diiring pujian untuk Allah karena pertolongan-Nya.
Allah, semoga, mencurahkan shalawat kepada junjungan kita, Muhammad, pula kepada keluarga dan sahabat beliau, serta melimpahi mereka keselamatan sebanyak-banyaknya.
Segala puji bagi Allah, Tuhan Pemelihara semesta alam.
TAMAT.
———-
Ya, Allah.
Berkahilah kami di sepanjang bulang Rajab ini, juga di sepanjang bulan Sya’bān, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhān, serta wujudkanlah harapan-harapan kami.
Dengan rahmat-Mu, Oh Allah, Dzat Yang Paling Pengasih di antara para pelimpah kasih.
Wa shallāllāhu ‘alā sayyidinā muhammad, wa ‘alā ālihī, wa shahbihī ajma’īn.
Walhamdu lillāhi rabbil ‘ālamīn.
(Bersambung ke Bagian 27)
QISHSHAH AL-MI’RĀJ
Ditulis oleh al-‘Allāmah Najmuddīn al-Ghaythī, diperinci oleh Abī al-Barakāt as-Sayyid Ahmad ad-Dardīr, dan diterjemahkan oleh al-Ustādz Iqbal Harafa.
RAJABAN
DI PESANTREN DAARUL ULUUM BOGOR
BOGOR
* Sumber Tulisan: http://iqbalharafa.daarululuum.co.id/2018/05/20/dardir-26/