Sebutan “sya’bān” berhulu ke kata “sya’aba-yasy’abu” yang arti dasarnya adalah “al-jam’” (berhimpun) dan “at-tafrīq” (perpencar). Kedua arti yang saling bertolak belakang ini berkumpul pada satu kata.
Ada dua pendapat tentang sebab penyebutan “sya’bān” sebagai salah satu nama bulan:
Pertama, sebutan “sya’bān” muncul karena suku-suku Arab di masa lalu, di bulan itu, menghimpun diri, lalu pergi menyebar ke berbagai penjuru untuk mencari sumber air. Air, di jazirah Arab yang tandus dan gersang, adalah aset yang teramat berharga.
Kedua, sebutan “sya’bān” muncul karena suku-suku Arab di masa lalu, di bulan itu, menghimpun para anggota suku dan persenjataan yang dimiliki, lalu pergi menyebar ke berbagai penjuru untuk membangun persekutuan dengan suku-suku lain sebagai persiapan mereka menghadapi peperangan.
Walau berbeda, benang merah dari kedua pendapat ini tetaplah sama, yaitu bahwa Sya’bān adalah bulan persiapan.
Benang merah kedua pendapat di atas pun sangat relevan dengan bagaimana Rasulullah saw. menempatkan bulan ini, yaitu bahwa Sya’ban adalah bulan di mana kita diseru untuk mempersiapkan diri, dengan berbagai amaliah, sebelum kita masuk ke bulan Ramadhan, bulan di mana kita akan bergulat menundukkan dan mengendalikan nafsu dan syahwat diri kita sendiri.
Allāhumma, bārik lāna fī rajab, wa sya’bān, wa ballighnå ramadhān, wa hashshil maqāshidanā birahmatika yā arhamar rāhimīn.
Ya Allah…
Berkahilah kami di bulān Rajab dan Sya’bān serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhān dan wujudkanlah harapan-harapan baik kami.
Dengan rahmat-Mu, ya Allah, Yang Paling Kasih di antara para pelimpah kasih.
Wa shallāllāhu ‘alā sayyidinā muhammadin, wa ‘alā ālihī, wa shahbihī ajma’īn.
Walhamdu lillāhi rabbil ‘ālamīn.
*Sumber tulisan: http://iqbalharafa.daarululuum.co.id/2018/05/20/syaban-masa-mobilisasi/#more-225