ISRĀ’
Bertolaklah Jibrīl, (Mīkāīl, dan Nabi saw.) dengan Burāq. Jibrīl (berada) di sebelah kanan hewan itu dan Mīkāīl di sebelah kirinya. Menurut Ibn Sa’ad, Jibrīl menjadi pengarah Burāq dan Mīkāīl (menjadi pemegang) tali kekangnya.
Mereka melaju hingga tiba di sehampar tanah (subur) yang ditumbuhi (pohon) kurma. Jibrīl berkata kepada Nabi saw.: “Turunlah engkau dan shalatlah (dua rakaat) di sini.” Beliau melaksanakan (perintah) itu, lalu naik (kembali ke atas Burāq). Jibrīl bertanya: “Tahukah engkau di mana tadi engkau melaksanakan shalat?,” Beliau menjawab: “Tidak.” Jibrīl berkata: “Engkau melaksanakan shalat di Thaybah (al-Madīnah al-Munawwarah). Ke kota itulah hijrah (akan terjadi).”
Burāq bertolak, melesat bersama Nabi saw., menjejakkan telapaknya ke sudut (terjauh) yang mampu dicapai pandangannya. Lalu, Jibrīl berkata: “Turunlah engkau dan shalatlah (dua rakaat) di sini.” Beliau melaksanakan (perintah itu), lalu naik (kembali ke atas Burāq). Jibrīl bertanya: “Tahukah engkau di mana tadi engkau melaksanakan shalat?,” Beliau menjawab: “Tidak.” Jibrīl berkata: “Engkau melaksanakan shalat di Madyan (suatu desa di Syām), di dekat pohon (yang menjadi tempat peristirahatan) Mūsā (setelah ia meninggalkan Mesir karena menghindari kejaran Fir’aun).”
Burāq bertolak kembali, melesat bersama Nabi saw. Kemudian, Jibrīl berkata: “Turunlah engkau dan shalatlah kembali (dua rakaat).” Beliau melaksanakan (perintah itu), lalu naik (kembali ke atas Burāq). Jibrīl bertanya: “Tahukah engkau di mana tadi engkau melaksanakan shalat?,” Beliau menjawab: “Tidak.” Jibrīl berkata: “Engkau melaksanakan shalat di Bukit Sinai (Syām), tempat di mana Allah berbicara kepada Mūsā.”
Kemudian, sampailah Nabi saw. di sebuah daerah. Tampak, di hadapan beliau, gedung-gedung megah negeri Syām. Jibrīl berkata: “Turunlah engkau dan shalatlah kembali (dua rakaat).” Beliau melaksanakan (perintah itu), lalu naik (kembali ke atas Burāq).
Burāq itu bertolak (kembali), melesat bersama Nabi saw. Lalu, Jibrīl bertanya: “Tahukah engkau di mana tadi engkau melaksanakan shalat?,” Beliau menjawab: “Tidak.” Jibrīl berkata: “Engkau melaksanakan shalat di Bayt al-Lahm (Betlehem), tempat di mana ‘Īsā Ibn Maryam dilahirkan.”
(Bersambung ke Bagian 04)
QISHSHAH AL-MI’RĀJ
Ditulis oleh al-‘Allāmah Najmuddīn al-Ghaythī, diperinci oleh Abī al-Barakāt as-Sayyid Ahmad ad-Dardīr, dan diterjemahkan oleh al-Ustādz Iqbal Harafa.
RAJABAN
DI PESANTREN DAARUL ULUUM BOGOR
BOGOR
* Sumber Tulisan: http://iqbalharafa.daarululuum.co.id/2018/03/23/dardir-03/